Wednesday, December 1, 2010

UNTUKMU BINTANG

di penghujung langit merah,
ketika musim gersang demit,
dan bumi rindu merah merekah,
dan mengalir derasnya air sungai kinta,
Yang jernih benar airnya pada hari ini
dengan titisan air mata anak melayu,
melayu sekolah pusaka bumi kinta,
melayu maha segala melayu,
melayu ketuanan melayu,
melayu sekolah melayu,

Dan setelah sekian lama kudisini,
Ku tulis sebuah puisi sebelum ku pergi menggenggam memori,
Di penjuru kamarhati ku lontarkan harapanku dan kepercayaanku,
Bahwa bukan sekadar tiang2 bisu,
bukan sekadar dinding sejuk membeku,
Kerna kau buatku sedar,
manusia bukan semuanya manusia,
orang buta bukan semuanya tidak nampak,
orang bisu pun boleh berkata,
inikan pula yang cacat berlari ketawa,

dan setelah lima musimku disini,
aku yakin dan berani aku bersumpah,
bahwa kau seorang guru,
petah bicaramu,
bahwa kau seorang ibu,

Damainya aku ketika angin ipoh bertiup nan salju,
Kerna kau mendidikku kau bintangku,
Guru ajarlah adik-adikku dengan baik,
biarlah dia jadi ningrat berilmu ,
biar dia merubah bangsaku bangsa melayu,
ibu damaikanlah adik-adikku dengan baik,
biar tahu apa itu rindu, biar tahu apa itu derita,
biar dia rasa rasa masa2 duka, biar dia rasa masa2 suka,
terima kasih ibu bintang jaga dirimu baik2,

No comments:

Post a Comment